
Probolinggo, 9 Desember 2025 — Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Dringu bekerja sama dengan SMPN 1 Dringu menggelar kegiatan BRUS (Bimbingan Remaja Usia Sekolah) sebagai upaya memperkuat karakter, akhlak, dan pemahaman keagamaan bagi pelajar. Kegiatan berlangsung di Aula SMPN 1 Dringu dan diikuti sekitar 720 siswa, yang terbagi dalam dua sesi. SMPN 1 Dringu dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan besar di Kecamatan Dringu, tercermin dari tingginya partisipasi siswa dalam kegiatan pembinaan tersebut.

Kegiatan dibagi menjadi dua sesi, Sesi pertama Kelas VII mendapatkan materi dari narasumber Abd. Malik. Kelas VIII menerima pembinaan dari pemateri Saiful Bahri. Sesi kedua Diikuti oleh kelas IX dengan pemateri Nanang Suhartono dan Saiful Bahri. Setiap sesi diikuti sekitar 245 siswa, menunjukkan besarnya dukungan sekolah terhadap penguatan karakter peserta didik.

Pada sesi kedua, Plt. Kepala KUA Dringu Muhtar, S.Ag hadir memberikan tambahan wawasan dan arahan penting bagi para siswa. Ia menekankan pentingnya remaja memiliki pemahaman keagamaan yang kokoh sebagai fondasi dalam menghadapi tantangan zaman.
Plt. Kepala SMPN 1 Dringu Ibu Karyati, S.Pd, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia berharap BRUS dapat menjadi sarana pembinaan akhlak dan karakter yang semakin menguatkan pembiasaan positif di sekolah.
Suasana mendadak haru saat sesi terakhir ketika Saiful Bahri menyampaikan materi Mengenali Diri Sendiri. Dalam sesi refleksi tersebut, seorang siswa bernama Muh. Farid maju ke depan untuk menceritakan pengalamannya. Dengan suara terbata, Farid mengaku bahwa dirinya sering membuat orang tuanya menangis. Ketika mengungkapkan perasaan itu, ia tidak mampu menahan tangis. Momen tersebut membuat seluruh siswa yang hadir ikut terharu dan sebagian besar turut meneteskan air mata. Pengakuan tulus Farid menjadi momen reflektif mendalam bagi seluruh peserta, mengingatkan pentingnya berbakti dan menjaga perasaan orang tua.
Saiful Bahri juga menceritakan kesan positifnya terhadap budaya akhlak siswa di SMPN 1 Dringu.
“Setiap bertemu siswa, mereka selalu mengucapkan salam. Bahkan saat saya hendak memasuki aula, saya diantar oleh seorang siswa dengan penuh ketakdiman dan akhlak yang sangat santun,” ujarnya.
Kesan itu memperkuat bahwa sekolah secara konsisten membangun budaya sopan santun dan pembiasaan akhlak mulia.