EMOSI ITU TAMU, KENDALIKAN SEBELUM IA MENJADI TUAN DALAM DIRIMU

Emosi itu tamu, kendalikan sebelum ia menjadi tuan dalam dirimu.

kabarpenyuluh.my.id – Dalam perjalanan hidup, kita seringkali menyambut berbagai perasaan yang datang tanpa diundang marah kecewa gelisah cemas bahkan sedih yang tiba-tiba menggulung hati. Ia datang seperti tamu yang mengetuk pintu pada waktu tak terduga. Tugas kita bukan mengusirnya dengan kasar, apalagi membiarkannya menguasai seluruh ruang rumah hati kita. Tugas kita adalah menerima dengan kesadaran memberi tempat secukupnya lalu mengantarkannya pergi pada saat yang tepat.

Emosi yang tidak dikendalikan ibarat tamu yang dibiarkan menetap terlalu lama. Awalnya hanya duduk di ruang tamu namun perlahan ia masuk ke dapur mengacak-acak meja bahkan tidur di kamar utama. Pada titik itu kita bukan lagi pemilik rumah; kitalah yang dikendalikan oleh tamu tersebut. Marah sedikit berubah menjadi sikap kasar. Kecewa kecil berubah menjadi kerenggangan hubungan. Kegelisahan sekejap berubah menjadi kecemasan yang membelenggu. Semua itu terjadi karena kita lupa: emosi hanya tamu bukan penguasa.

Mengendalikan emosi bukan berarti memendam atau menolak kehadirannya. Mengendalikannya berarti menyadari rasa yang timbul memahami sebabnya lalu mengarahkannya dengan bijak. Marah bisa menjadi energi untuk memperbaiki keadaan. Sedih bisa menjadi ruang untuk refleksi. Takut bisa menjadi alarm untuk lebih berhati-hati. Ketika kita mengenali emosi sebagai sinyal bukan ancaman kita mulai mengambil alih kendali penuh atas diri kita.

Orang yang mampu mengelola emosinya bukanlah yang tidak pernah marah atau sedih melainkan yang tidak membiarkan perasaan itu menguasai tindakannya. Mereka menjaga sikap dan tutur kata meski badai sedang mengamuk dalam dada. Mereka tahu bahwa membalas sebelum tenang hanya akan menambah luka dan mengambil keputusan saat hati keruh hanya akan menambah masalah.

Pada akhirnya hati kita adalah rumah yang harus dijaga ketenangannya. Terlalu berharga bila dibiarkan dikuasai emosi sesaat. Maka setiap kali ada perasaan yang datang menghampiri, sambutlah dengan kesadaran yang lembut:
“Aku tahu kamu ada, tetapi aku tetap pemilik rumah ini.”

Dengan cara itu kita tidak hanya menjadi pribadi yang lebih tenang tetapi juga lebih bijak dalam menghadapi kehidupan yang penuh dinamika. Sebab siapa yang mampu mengendalikan emosinya dialah yang mampu mengendalikan arah hidupnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top