
kabarpenyuluh.my.id – Berhenti sejenak seringkali disalahartikan sebagai tanda kalah. Padahal, dalam realitas kehidupan modern yang serba cepat, kemampuan untuk jeda justru menjadi bentuk kematangan berpikir. “Kadang kita perlu berhenti sejenak, bukan untuk menyerah, tapi untuk kembali menemukan arah,” mengingatkan bahwa manusia bukan mesin yang bisa terus berjalan tanpa refleksi.
Ada kalanya langkah terasa benar hanya karena kita terbiasa bergerak, bukan karena tujuan kita masih relevan. Berhenti bukan berarti mundur itu adalah ruang untuk menata ulang prioritas, mengevaluasi pilihan, dan memastikan energi tercurah pada hal yang benar. Banyak kegagalan terjadi bukan karena kurang usaha, tetapi karena terus dipaksakan tanpa jeda untuk membaca ulang peta kehidupan. Justru mereka yang berani berhenti sejenak adalah orang yang tidak ingin tersesat lebih jauh.
Diam menjadi strategi bukan kelemahan, hening menjadi kekuatan untuk mendengar suara hati yang tenggelam oleh rutinitas. Pada akhirnya, hidup bukan soal seberapa cepat kita melaju, tetapi seberapa tepat kita sampai. Jeda yang bijak adalah bentuk keberanian untuk tetap berjalan dengan arah yang lebih jernih, bukan sekadar bergerak tanpa tujuan.